Kamis, 07 Juli 2011

BENGALON

    Bengalon village. Entah mengapa saya tertarik untuk menulis tentang ini, mungkin karna saya bermukim di bengalon ya?. Tepatnya pada hari ahad, tanggal 4 april 2010 saya mulai tinggal di sini, sebelumnya pun saya pernah datang ke sini, waktu itu saya mengantar barang dari sangata. Tapi nyatanya saya sama sekali tidak bisa menikmati perjalanan yang ditempuh, karna pusing dan mual akibat naik mobil, sehingga saya hanya tertidur di pangkuan suami. Sungguh hal yang tak saya inginkan terulang kembali. Yah bengalon, suami saya menyebutnya kota……… tapi saya sangat tidak setuju, saya sepakat bengalon adalah desa yang ramai , bukan sebuah kota.

    Penyebaran penduduk yang cukup padat, tidak di dukung dengan adanya transportasi dan tenaga listrik yang memadai. Jalan yang rusak, sering terjadi banjir menyebabkan kurangnya kesan manis terhadap tempat ini. Teriknya sinar matahari yang acap kali mengalirkan keringat tubuh sampai membuat air mata ini berjatuhan sungguh terasa, pantas saja waktu saya di sengata, di wanti-wanti, mampukah saya bertahan di bengalon!  
    Memposisikan diri dengan beradaptasi di tempat yang baru, akan terasa begitu sulit. Jika keadaan itu jauh berbeda dengan yang kita harapkan. Namun Subhanaallah, itu mengajar kita untuk lebih baik dengan adanya hal-hal baru yang menuntut kita mampu menyesuakan diri. Semua kembli pada diri masing-masing.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar